Peta Geografis Tulungagung

Peta Geografis Tulungagung
Batas wilayah; Barat : Kab Trenggalek, Utara : Kab Kediri, Timur : Kab Blitar, Selatan : Samudera
Kritik, saran, masukan dan ide-ide kreatif dari pembaca untuk kebaikan Tulungagung sangat kami nantikan. Kirimkan melalui email kami ayomimpi@gmail.com. Kiriman tulisan (disarankan disertakan foto ilustrasi) yang kami anggap kreatif dan menarik akan kami tampilkan dalam blog kami. Ayo kita bermimpi dan berbagi pemikiran kreatif untuk memajukan Tulungagung.
Terima Kasih

Desa Rejosari, Kec. Wonodadi, Kab Blitar Telp 0342-555745
    • Budidaya Bunga Krisan di lereng Argo Wilis
    • Masjid Jamik Tulungagung, Nuansa Ketimurtengahan
    • Pesona Pantai Selatan Tulungagung
    • Pesona Pantai Sine
    • berada di kaki gunung Pasir dan gunung Budeg, Sanggrahan, Boyolangu
    • The 2012 Champin Langgam Indonesia XXV
    • ajang kreasi seni fashion yang unik ,mewah, meriah, dan ekstrem
    • sumber energi (PLTA), suplay air PDAM, sumber irigasi, kawasan wisata & olahraga bersepeda
    • Kawasan kerajinan marmer/batu onix
    • Ruang konservasi lingkungan sekaligus wisata keluarga
    • Panorama di pantai selatan Tulungagung
    • Keunikan Musik Etnik Tulungagung
    • Parade Kreasi Busana Tulungagung digelar setiap HUT
    • Parade Aksi Beragram Kreasi
    • Bersih dan Asri, tak lagi seserem yang dulu
    • Perusahaan Otobus kebanggan Tulungagung
    • Mengemas Taman Kusuma Wicitra menjadi paru-paru Kota
    • Used for Reog Kendang dance from Tulungagung
    • Terletak di dusun Turi desa Geger kecamatan Sendang, di lereng Gunung Wilis.
    • Batik Baronggung, Batik Gajahmada, dan Batik Satrio Manah
    • Pantai Selatan Tulungagung yang mempesona
    • Hotel Mewah di Pinggiran Sawah
  • Highlight

    Senin, 28 Mei 2012

    200 Ribu Cukup Untuk Menghidupi Pedagang Kecil dan Keluarganya

    Asongan, penjual nasi pecel di stasiun kereta,
    modal sedikit yang penting masih bisa menghidupi keluarga
    Bekerja apapun untuk menghidupi keluarga


    Tukang becak pun juga punya potensi ekonomi yang lebih besar
    Pedagang asongan yang ada di sekitar kita adalah termasuk orang-orang hebat. Mengapa saya mengatakan demikian, Karena mereka merupakan contoh orang-orang yang punya semangat dan pantang menyerah dengan keadaan. Dengan keterbatasan modal yang dimiliki, mereka tetap berusaha mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya, dengan berjualan apapun yang bisa dilakukannya.

    Seratus ribu, dua ratus ribu di tangan mereka bisa dikembangkan untuk menghasilkan uang (nafkah) yang lebih banyak, minimal cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga mereka selama beberapa waktu. Berbeda dengan kita, uang sebesar itu, barangkali hanya cukup untuk sekali belanja, atau sekali  makan  bersama satu keluarga.

    Para pedagang asongan di pasar-pasar dan di tempat lainnya sebenarnya jika digarap lebih baik, bisa menjadi  potensi yang sangat besar bagi peningkatan ekonomi masyarakat kecil. Seandainya setiap kita (yang merasa lebih mampu), bisa menyisihkan Rp 100 ribu atau Rp 200 ribu saja untuk membantu meningkatkan permodalan usaha bagi satu orang pedagang asongan saja yang ada disekitar kita, maka setidaknya dalam kurun waktu tertentu akan bisa mengangkat ekonomi mereka menjadi lebih baik.

    Dengan  ijab-qobul meminjamkan tanpa bunga, diharapkan agar mereka memiliki sebuah tanggung jawab untuk mengembalikan seperti halnya bila mereka meminjam sejumlah uang kepada "bank pithil", hanya saja agar tidak memberatkan, mereka tidak perlu memberikan tambahan bunga tertentu. Jika diperlukan, mungkin cukup menambah biaya administrasi yang tidak memberatkan.

    Seandainya orang-orang seperti mereka, hanya ditargetkan  mendapatkan keuntungan rata-rata sekitar Rp 10 ribu saja perhari (syukur-syukur bisa lebih besar dari itu), jika mereka bekerja rata-rata sebulan selama 25 hari (yang 5 hari untuk istirahat), maka dengan pinjaman modal sebesar Rp 200.000 sudah secara tidak langsung sudah bisa menghidupi mereka minimal Rp 250rb per bulan. Artinya hanya dalam waktu sebulan uang Rp 200.000 di tangan mereka sudah bisa berkembang menjadi lebih banyak.

    Jika misalnya dalam kurun waktu 3-4 bulan, mereka sudah bisa menyisihkan (menginvestasikan) sejumlah penghasilan mereka untuk modal usaha sendiri dan uang yang dipinjamnya dikembalikan agar bisa dipinjamkan kembali kepada yang lain, maka dengan uang yang sama akan bisa bermanfaat untuk lebih banyak orang lagi dan multiplier effect-nya juga akan semakin besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakaat ekonomi lemah.

    Marilah kita berbagi sekecil apapun yang bisa kita bagikan.

    Kita mungkin sering menjumpai pedagang kecil di pasar yang jualanya hanya lesehan dengan barang dagangan yang seadanya, kalaupun dagangannya laku semua penghasilan kotornya mungkin tidak lebih dari Rp 50 ribu. Uang yang tidak terlalu besar artinya bagi kita, tapi di tangan mereka uang tersebut bisa dikembangkannya menjadi sesuatu yang lebih berarti untuk bisa menghidupi anggota keluarganya.

    Detik News