Peta Geografis Tulungagung

Peta Geografis Tulungagung
Batas wilayah; Barat : Kab Trenggalek, Utara : Kab Kediri, Timur : Kab Blitar, Selatan : Samudera
Kritik, saran, masukan dan ide-ide kreatif dari pembaca untuk kebaikan Tulungagung sangat kami nantikan. Kirimkan melalui email kami ayomimpi@gmail.com. Kiriman tulisan (disarankan disertakan foto ilustrasi) yang kami anggap kreatif dan menarik akan kami tampilkan dalam blog kami. Ayo kita bermimpi dan berbagi pemikiran kreatif untuk memajukan Tulungagung.
Terima Kasih

Desa Rejosari, Kec. Wonodadi, Kab Blitar Telp 0342-555745
    • Budidaya Bunga Krisan di lereng Argo Wilis
    • Masjid Jamik Tulungagung, Nuansa Ketimurtengahan
    • Pesona Pantai Selatan Tulungagung
    • Pesona Pantai Sine
    • berada di kaki gunung Pasir dan gunung Budeg, Sanggrahan, Boyolangu
    • The 2012 Champin Langgam Indonesia XXV
    • ajang kreasi seni fashion yang unik ,mewah, meriah, dan ekstrem
    • sumber energi (PLTA), suplay air PDAM, sumber irigasi, kawasan wisata & olahraga bersepeda
    • Kawasan kerajinan marmer/batu onix
    • Ruang konservasi lingkungan sekaligus wisata keluarga
    • Panorama di pantai selatan Tulungagung
    • Keunikan Musik Etnik Tulungagung
    • Parade Kreasi Busana Tulungagung digelar setiap HUT
    • Parade Aksi Beragram Kreasi
    • Bersih dan Asri, tak lagi seserem yang dulu
    • Perusahaan Otobus kebanggan Tulungagung
    • Mengemas Taman Kusuma Wicitra menjadi paru-paru Kota
    • Used for Reog Kendang dance from Tulungagung
    • Terletak di dusun Turi desa Geger kecamatan Sendang, di lereng Gunung Wilis.
    • Batik Baronggung, Batik Gajahmada, dan Batik Satrio Manah
    • Pantai Selatan Tulungagung yang mempesona
    • Hotel Mewah di Pinggiran Sawah
  • Highlight

    Rabu, 25 April 2012

    Menjadikan alun-alun sebagai Taman Kreativitas

    Alun-alun sisi utara
    Monumen Garuda

    Alun-alun sisi selatan
    Alun-alun sisi utara
    Alun-alun sisi tenggara
    Alun-alun sisi timur (depan gedung DPRD)
    Taman Kusuma Wicitra
          Seperti inilah suasana alun-alun Tulungagung sekarang, atau yang dikenal dengan sebutan Taman Kusuma Wicitra. Kesan asri, hijau, rindang, dan  menyejukkan akan terucap dalam hati setiap orang yang singgah di sini. Hampir setiap hari libur atau malam panjang, alun-alun ramai pengunjung. Sekedar santai, atau sedang melakukan aktivitas lain seperti olah raga, bermain, atau pun berlatih sesuatu.
        Saya hanya membayangkan, alangkah senangnya seandainya orang yang berkunjung ke tempat ini tidak hanya sekedar kongkow-kongkow, menghabiskan waktu bersama orang-orang terkasih untuk bersantai sambil cuci mata menikmati pesona taman ini, tetapi juga diarahkan agar mereka dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang lebih produktif dan bermanfaat bagi orang lain sesuai dengan potensi dan kreativitas yang mereka miliki.
         Caranya dengan menyediakan beberapa sarana penunjang yang memungkinkan mereka (pengunjung) dapat mengekspresikan segala potensi dan kreativitas yang dimilikinya di tempat ini.Dan itu harus melibatkan campur tangan pemerintah daerah setempat dan ihak-pihak terkait yang berkepentingan.

    Untuk mengakomodir mereka yang punya potensi di bidang IT dan melek teknologi, perlu dibangun fasilitas hotspot gratis dan beberapa perangkat komputer lengkap dengan segala acessories yang dibutuhkan, sehingga orang yang datang ke alun-alun tujuannya sambil nge-net, pada menenteng laptop atau komputer tablet, atau yang tidak punya laptop bisa menggunakan fasilitas komputer yang tersedia di sana. Dengan demikian, alun-alun tidak hanya sekedar taman yang untuk dinikmati keindahannya, melainkan kalau bisa juga menjadi ajang tongkrongannya mereka-mereka yang punya ide-ide cemerlang dan kreatif untuk selanjutnya saling berbagi ilmu dan sharing pengetahuan satu sama lain dan bila perlu didorong untuk berlomba mengembangkan atau mengelola sebuah project teknologi informasi semacam website, media teleconference yang dapat memungkinkan warga dapat menjalin komunikasi dengan kerabat sedang berada di luar daerah atau di luar negeri (seperti TKI/TKW) dengan ditampilkan pada layar lebar kaya "Nobar",  atau bentuk teknologi informasi yang inovatif lainnya yang sekiranya dapat  bermanfaat bagi  masyarakat serta dalam rangka  mempromosikan Tulungagung di dunia maya.

                Untuk anak-anak yang hobi musik, theater, nge-band, perlu disediakan panggung hiburan yang dapat dipergunakan untuk mementaskan kebolehannya sambil untuk menghibur masyarakat yang mengunjungi alun-alun. Segala sarana dan prasarana yang diperlukan semuanya disediakan secara gratis oleh dinas terkait yang mebidanginya. Anggaplah semua biaya yang dipergunakan untuk membiayai pementasan tersebut, sebagai bentuk pengeluaran pemerintah setempat dalam rangka menyediakan layanan publik yang menghibur dan mendorong kreativitas seni anak-anak muda di Tulungagung.  Pengeluaran pemerintah menjadi tidak sia-sia karena dipergunakan untuk memberikan hiburan kepada warga sekitar, dan ekpresi anak-anak muda kita menjadi lebih terarah ke hal-hal yang lebih positif dan bermanfaat.
         Satu lagi, anak-anak muda yang berbakat mengajar, atau punya latarbelakang kependidikan apapun dan punya naluri mengajar, atau siapalah yang kepengin mengabdikan dirinya untuk berbagi ilmu dengan anak-anak muda yang lainnya, khususnya yang sudah putus sekolah, ada baiknya jika mereka diberdayakan. Buat semacam sekolah/kursus secara terbuka, beri kesempatan orang-orang berbakat untuk sharing ilmu kepada anak-anak lain yang kurang beruntung, Dinas terkait tinggal menyedikan sarana-prasrana penunjangnya, seperti papan tulis, komputer, proyektor, alat-alat peraga yang diperlukan untuk mengajar. Anak-anak yang berbakat direkrut untuk menjadi pematerinya/pengajarnya, dan mereka diberikan honor sepantasnya sebagai bentuk penghargaan atas sumbangsihnya mengajarkan anak-anak yang lain yang belum punya kesempatan melanjutkan ke sekolah formal. Anak-anak kurang mampu atau yang putus sekolah  ditawarkan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan paket pelatihan ketrampilan, pendidikan singkat atau pelatihan lainnya yang sekiranya bermanfaat untuk membekali mereka, mengembangkan pengetahuan mereka, agar kelak bisa mandiri. Kegiatan tersebut bisa diselenggarakan di ruang terbuka di area Taman Kusuma Wicitra atau memanfaatkan ruangan-ruangan tertutup disekitar alun-alun seperti ruang aspirasi yang berada di kompleks DPRD atau di Balai Rakyat  agar tidak terganggu dengan kebisingan pengunjung yang lainnya.
           Coba kalo pemikiran seperti di atas bisa diwujudkan, orang yang datang ke alun-alun bisa diarahkan untuk hal-hal yang lebih positif, lebih produktif, dan berfikir kreatif. Mereka datang kesana tidak hanya untuk sekedar cuci mata, nongkrong, ngerumpi ngalor ngidul atau melakukan aktivitas-aktivitas  yang kurang bermakna. Dengan sedikit sentuhan saja, alun-alun kebanggaan warga dan pemda Tulungagung ini nantinya bukan tidak mungkin akan menjadi ajang untuk mengasah ilmu, mengasah kreativitas dari anak-anak yang berbakat, punya dedikasi untuk mengabdi dan berbagi sesuatu yang lebih bermanfaat bagi masyarakat yang lain. Tentu tidak terlalu sulit jika ada kemauan untuk mewujudkannya. Tulungagung tentunya punya banyak anak-anak berpotensi dan berbakat di luar sana.  Jika mereka tidak diberikan kesempatan dan diberdayakan untuk ikut memikirkan masa depan Tulungagung, akan sangat disayangkan.
              Saatnya para anak muda Tulungagung mengekspresikan ide-ide cemerlang  yang kalian miliki, untuk berbagi sesuatu yang akan bermanfaat untuk masyarakat lain dan memajukan kota kita tercinta, Tulungagung.

              Jadikan alun-alun kita, sebagai tempat lesehannya orang-orang yang berbakat mengekspresikan potensi yang dimilikinya dan membagikan kepandaiannya untuk kebaikan bersama, orang-orang yang ingin belajar serta memiliki orientasi jauh kedepan (visioner), orang-orang yang menelorkan ide-ide cemerlangnya, dan bermimpi mewujudkannya menjadi sesuatu yang bermanfaat buat orang lain, khususnya buat membangun masyarakat Tulungagung.
    .
    Area Outbond Taman Kusuma Wicitra (sisi Timur Laut)
    Sarang Merpati
    (dokar wisata, beroperasi setiap sabtu, minggu, hari libur)

    Area Outbond (sisi Barat Laut)

    Area outbond (depan Balai Rakyat)

    Monumen Garuda (diambil dari arah Barat Laut)
    Ruang Santai

    Pancuran (dibalik tulisan "Taman Kusuma dicitra")

    difoto dari sisi Barat Daya

    difoto dari Pancuran (jalan menuju Jl Diponegoro)

    Sisi Tenggara

    Area Parkir sisi Barat/Toilet Umum

    Pangkalan Dokar (area parkir sisi barat)

    Pintu masuk sisi Barat (depan Masjid Agung Al-Munawar)

    Area Parkir barat

    PETA ALUN-ALUN TULUNGAGUNG
    Area outbond sisi Timur Laut
    Area outbond sisi Timur Laut
    Taman menuju Pendopo (sisi utara alun-alun)
    Sisi utara alun-alun
    Area outbond sisi Barat Laut (depan Balai Rakyat)
    Kantor Pos Besar Tulungagung
    Area outbond sisi Timur Laut
    Monumen Garuda
    Air mancur di bawah monumen Garuda
    Area Outbond sisi Timur Laut
    Jembatan Tali
    Kolam ikan hias di bawah monumen
    Gubug
    Panjat gubug
    Bunga-bunga menambah keindahan taman
    jaga kebersihan taman
    bunga kaktus
    pijat kaki

    Senin, 23 April 2012

    Nasib angkot yang memprihatinkan

    Anngkot sedang menunggu penumpang
    di depan Pasar Ngemplak 24/04/2012
    Nasib angkutan kota/angkutan desa (angkot/angdes) yang beroperasi di Tulungagung semakin hari semakin memprihatinkan. Armadanya sudah kelihatan jelek dan kusam. Tidak tahu apakah masih bisa dianggap laik jalan atau tidak. Mungkin sebagian masih laik jalan. Tapi boleh dikata sebagian besar kelihatan tidak bergairah lagi menyusuri trayeknya di Tulungagung.

    Angkot yang sering melintas di depan pasar Ngemplak, boleh dikata jarang sekali yang terisi penuh penumpangnya. Padahal pada pasar Ngemplak kalau pagi atau sore terbilang cukup ramai pengunjung.

    Sepinya penumpang angkot/angkutan desa, bisa jadi karena semakin banyaknya kendaraan (mobil pribadi dan sepeda motor di jalan). Karena angkot seringkali terlalu lama menunggu penuhnya penumpang (ngetem), dan mungkin jalannya juga tida bisa cepat, sehingga masyarakat lebih senang menggunakan kendaraan sendiri untuk bepergian.

    Angkot yang masih memiliki jumlah penumpang cukup ramai tinggal yang angkot jurusan Tulungagung-Srengat (Lyn Z), itu pun sudah mulai kelihatan tidak seramai dulu.

    Bagaimanapun juga keberadaan angkot harus tetap mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah. Salah satu cara untuk lebih menggairahkan interaksi ekonomi dan masyarakat antar kecamatan, sarana tranportasi yang terpadu harus tetap dibangun, bagaimanapun kondisinya.

    Membangun transportasi dalam kota tidak hanya menghitung ada tidaknya keuntungan berbisnis di sektor transportasi semata. Lebih dari itu, efek sosial- ekonomi di sektor yang lainnya pun juga perlu dipikirkan.

    Untuk itu, pemda dalam hal ini Dinas Perhubungan perlu turun tangan, agar keberadaan angkot/angdes dari waktu ke waktu tidak semakin memprihatinkan dan jangan sampai punah dimakan waktu karena para pelaku bisnis di sektor ini merasa tidak menguntungkan lagi mengelola angkot/angdes.

    Solusi yang mungkin bisa dilakukan, antara lain :
    1. Singkronisasi trayek. Trayek yang sudah kurang produktif/sudah mulai sepi, ditata ulang atau disingkronkan dengan jam-jam dan jalur2 produktif, tetapi tidak dihapuskan dalam rangka menjaga kelangsungan koneksitas antar wilayah, guna terjalinnya kesinambungan ekonomi, sosial, budaya antar wilayah.
    Misalnya: Perlu dibuka trayek dari/menuju stasiun, terminal bus, tempat-tempat wisata, pasar dan pusat-pusat perbelanjaan, sekolah setingkat SLTP/SLTA/Universita. Hal ini untuk memberikan kemudahan akses bagi masyarakat yang mungkin tidak memiliki kendaraan pribadi untuk menjangkau tempat-tempat tersebut, baik untuk keperluan sekolah, bekerja, berbelanja, berbisnis, bersilaturahim dengan sanak saudaranya, bepergian ke luar kota, atau berekreasi ke tempat-tempat wisata. Sehingga mendorong terjalinnya koneksitas antar masyarakat dengan berbagai kepentingan, dan diharapkan akan menggairahkan iklim ekonomi di Tulungagung.

    2. Pengaturan jam perjalanan juga perlu diperhatikan, agar lebih efektif. Jadwal perjalanannya diatur sedemikian rupa sehingga waktu kedatangannya/keberangkatannya di daerah tujuan sesuai dengan waktu masuk/pulang sekolah, waktu masuk/pulang bekerja, waktu kedatangan/keberangkatan kereta atau bus yang akan membawa ke kota tujuan berikutnya, waktu pasar/pertokoan mulai buka/tutup. Sehingga pengoperasian angkot pada jam-jam kurang produktif bisa sedikit diminimalisir.

    3. Penggiliran Trayek. Dengan penggiliran trayek, diharapkan setiap pengusaha angkot bisa menikmati jalur produktif dan non produktif, dan menghindari terjadinya perselisihan antar pekerja transportasi karena saling berebut penumpang.

    4. Pemberian subsidi transportasi. Agar kelangsungannya koneksitas antar wilayah tetap bisa dipertahankan dan permda perlu memberikan bantuan/subsidi kepada para pengusaha angkot yang mengalami kesulitan untuk menutupi biaya operasionalnya karena mengoperasikan armadanya di jalur-jalur yang kurang produktif/sepi penumpang. Bantuan dari dinas terkait untuk para pelaku transportasi yang beroperasi di jalur-jalur kurang produktif diperlukan untuk menjaga agar masyarakat yang berada di daerah pinggiran (minus) masih bisa tetap mendapatkan layanan transportasi yang terjangkau, dan penghasilan yang bisa diperoleh para sopir dan kernet angkot juga masih dapat mencukupi untuk memenuhi standar hidup yang layak.


    Buat para bakal calon pemimpin Tulungagung, ada baiknya jika masing-masing bacabup berbagi simpati dengan masyarakat kurang mampu dalam pengadaan transporasi murah. Misalnya dengan penyediaan sebuah armada transportasi gratis dengan tetap memanfaatkan armada angkutan umum yang masih beroperasi saat ini, untuk memobilisasi masyarakat dari wilayah pinggiran yang mungkin sulit mendapatkan akses transportasi menuju kota (khususnya untuk mengakomodasi mereka yang kurang mampu atau yang tidak mempunyai kendaraan pribadi) seperti jalur Kec. Pucanglaban-Kota, Kec. Kalidawir-Kota, Kec. Tanggunggunung-Kota, Besuki-Kota, Pagerwojo-kota, dan Sendang-Kota. 

    Barangkali hanya butuh sedikit inovasi saja dari pihak terkait untuk menjadikan transportasi di Tulungagung bisa semakin bergairah, semakin terarah, murah dan terjangkau bagi masyarakat kurang mampu. Masyarakat di daerah pinggiran pun tentu juga ingin maju seperti yang di kota.

    Jumat, 20 April 2012

    Saatnya Peduli pada yang Miskin


    Kemiskinan sudah sekian lama ada di sekitar kita, namun kita dan pemerintah kita seolah tidak berdaya untuk memeranginya. Padahal di sekitar kehidupan orang miskin itu, tak sedikit orang-orang yang mampu.

    Belum lama ini, Tulungagung dihebohkan dengan kisah seorang ibu yang tega membunuh kedua anak balitanya karena stres dan permasalahan ekonomi. Miris mendengarnya. Kemiskinan sering kali membuat seseorang mengalami depresi dan melakukan perbuatan nekad di luar kendali akal sehat.

    Tulungagung sebenarnya boleh dikatakan bukan tergolong daerah miskin. Meskipun di beberapa tempat masih sering kita mendengar kisah-kisah pilu keluarga kurang mampu.
    Jika slogan Guyub Rukun terus kita tanamkan pada setiap pribadi masyarakat Tulungagung, seharusnya permasalahan keluarga miskin bisa di atasi dengan tidak terlalu sulit, asalkan kita semua mau memperhatikan dan sedikit memperdulikan kesulitan yang dialami para keluarga miskin yang ada di lingkungan sekitar kita masing-masing. Dengan memberikan bantuan apapun yang bisa kita berikan, sekecil apapun bentuknya, sedikit akan bisa memberikan solusi dari sebagian kesulitan yang mereka hadapi.

    Mengentaskan kemiskian bukan semata-mata hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, atau badan-badan keagaaman semata, melainkan menjadi tanggung jawab setiap individu yang merasa lebih mampu. Karena harus disadari bahwa sebagian dari penghasilan yang kita peroleh pada dasarnya sebagian diantaranya merupakan hak bagi kaum fakir, miskin dan anak yatim. Jika kita enggan berbagi rizqi dengan mereka, berarti sebenarnya kita telah memakan apa yang seharusnya menjadi hak mereka tersebut.

    Berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi tingkat kemiskinan di Tulungagung.
    1. Dimulai dari diri kita sendiri. Kita sisihkan sebagian dari harta kita minimal sebulan sekali untuk membantu keluarga fakir, miskin ada di sekitar lingkungan kita, yang kita anggap layak untuk menerima bantuan kita. Entah dalam bentuk sembako, uang, atau apapun bentuknya yang mungkin bisa kita berikan kepada mereka.

    2. Mengajak tetangga, teman, dan orang-orang yang tinggal di sekitar kita yang kita anggap mampu untuk menyisihkan sesuatu, bisa dalam bentuk misalnya segelas beras, sembako yang lainnya, atau sisa-sia uang belanja harian Rp 1000 - Rp 2000, dan setelah terkumpul, setiap bulan kita koordinasikan untuk memberikannya bersama-sama kepada keluarga-keluarga miskin yang kita anggap pantas menerimanya.
    Jika setiap RT, RW, atau Desa/Kelurahan bisa membudayakan kegotongroyongannya dalam menghimpun dana sosial sukarela dan tidak memberatkan, lalu memberikannya kepada para keluarga miskin yang masih ada di lingkungan sekitar mereka, maka permasalahan kemiskinan akan bisa kita pecahkan bersama-sama. Sedikit pengorbanan yang kita berikan bisa jadi sangat besar artinya besar bagi mereka.

    3. Pemerintah daerah melalui instansi yang berwenang, tinggal menggalakkan budaya peduli pada kaum fakir, miskin, dan anak yatim tersebut dan mengkoordinasikan bagaimana agar pendistribusiannya bisa lebih merata hingga menjangkau daerah yang masih tertinggal. Selain itu juga menyisihkan sebagian dana APBD untuk program-program padat karya atau bantuan modal usaha bagi para keluarga yang kurang mampu atau yang belum mempunyai pekerjaan layak, agar mereka mendapatkan pekerjaan yang lebih baik atau bisa wirausaha sesuai keahlian masing-masing, sehingga pada saatnya nanti mereka bisa mandiri dan tidak tergantung lagi dengan bantuan orang lain.
    potret kemiskinan di
    sekitar rumah gedongan 28/04/12
    Mengharapkan para bakal calon bupati mendatang seyogyanya mulai memikirkan upaya dan strategi yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dan mengentaskan kemiskinan secara kongkrit semampu yang bisa dilakukan. Tidak cukup sekedar membagikan sembako atau sesuatu kepada mereka. Tetapi lebih penting dari itu, ikut mendorong agar terbangun sebuah budaya masyakarat Tulungagung agar saling peduli dan saling membantu satu sama lian. Pemimpin tinggal mempeloporinya dan menggerakkannya. Mengentaskan kemiskinan di Tulungagung menjadi tanggung jawab kita bersama, khususnya orang-orang yang sudah merasa cukup mapan selayaknya ikut memikirkan nasib Saudara-saudaranya yang masih kurang mapan ekonominya.

    Semoga pesan "Guyub Rukun" di Tulungagung, tidak hanya sebatas slogan semata.
    Jika bukan orang Tulungagung sendiri yang harus memikirkannya, siapa lagi yang bisa diharapkan bisa merubah Tulungagung menjadi lebih baik.

    Semoga kemiskinan di Tulungagung semakin dapat diminimalisir.

    Kamis, 19 April 2012

    Menuju Singgasana AG Satu



    Sebentar lagi Januari 2013 Tulungagung punya gawe besar. Mencari pemimpin baru yang bisa membawa Tulungagung ke arah yang semakin baik dari periode kepemimpinan masa sebelumnya.

    Tentunya, kita tidak ingin asal-asalan dalam memilih. Pilihlah sesuai hati nurani, mana di antara bakal calon yang ada yang menurut penilaian kita memang pantas, cakap dan mampu membawa perubahan performa Tulungagung yang semakin baik di masa mendatang.

    Sebisa mungkin jangan hanya tertarik karena janji-janji menariknya. Dan juga terpesona dengan calon yang paling banyak memberikan, menjanjikan sesuatu pada kita.

    Yang terpenting , apapun pilihan kita...
    Tetap dijaga kerukunan satu sama lain, sekalipun pilihan kita berbeda. Jangan saling mencaci, jangan saling meremehkan, jangan saling berseteru hanya karena perbedaan pandangan, pemikiran, dan pilihan. Tidak ada gading yang retak, semua ada kelebihan dan kekurangnnya. Lebih baik kita saling menguatkan satu sama lain.
    Demikian pula para kandidat pemimpin kota tercinta, berikan tauladan yang baik kepada masyarakat. Siapkan mental untuk kalah, dan mengakui kekalahan sebelum berharap bisa menang. Tata niat, tata hati. Sejukkan tuturan, untuk menarik simpati, niatkan untuk ibadah.

    Mudah-mudahan calon yang akan terpilih, adalah bacabup yang benar-benar bisa menjaga amanah, peduli dan merakyat. Bisa merangkul semua kalangan, baik teman maupun lawan untuk membangun dengan komitmen keberpihakan dan kebersamaan.

    Tulungagung harus tetap Guyub Rukun.

    Memimpikan Tulungagung


    Didasarkan pada dorongan hati yang tulus, untuk ikut sharing pemikiran-pemikiran sederhana dan ide-ide kecil, dengan harapan suatu saat nanti dari pemikiran dan ide sederhana ini mudah-mudahan bisa sedikit membantu menginspirasi para pihak pengambil kebijakan di Tulungagung dan bisa mengimplementasikannya dalam setiap langkah kebijakan yang akan diambil untuk mengelola Tulungagung ke arah yang semakin baik.

    Tidak ada maksud untuk menggurui, tidak ada maksud untuk meremehkan siapapun. Tetapi hanya sebagai wujud kepedulian dan keinginan untuk berbagi mimpi-mimpi. Mudah-mudahan bisa bermanfaat. Saatnya berbuat sesuatu, sekecil apapun, sesuai dengan kapasitas yang kita miliki. Siapapun pasti bisa melakukannya. Mari kita semua berbagi untuk bisa mewarnai kota Tulungagung tercinta ini, dengan hal apapun yang bisa kita sumbangkan, tenaga, pemikiran, untuk mencerahkan satu sama lain.

    Salam hangat, salam guyub rukun.

    Detik News